Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi orang yang terbaik dalam segala hal baik itu hal fisik, intelektual dan yang tidak kalah penting yaitu kepribadian, sikap mental serta akhlak. Orang tua merupakan pembentuk pribadi yang utama dan pertama bagi anak sehingga perlu menjadi teladan yang terbaik bagi anak anaknya. Seperti yang disampaikan oleh seorang pakar psikologi islam Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat bahwa Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup merupakan unsur-unsur pendidikan yang secara tidak langsung akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh.
Dalam mendidik anak, terdapat beberapa macam bentuk pola asuh yang bisa dipilih dan digunakan oleh orang tua. Sebelum dibahas lebih lanjut ada baik nya kita mengetahui pengertian pola asuh itu sendiri. pola berarti corak, model, sistem, cara kerja, bentuk (struktur) yang tetap. Sedangkan asuh dapat berati menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil, membimbing (membantu; melatih dan sebagainya), dan memimpin (mengepalai dan menyelenggarakan) satu badan atau lembaga. Lebih jelasnya, kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan, perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani hidupnya secara sehat. Menurut Dr. Ahmad Tafsir Pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Jadi pola asuh orang tua dapat diartikan keseluruhan interaksi antara orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat dan optimal.
Macam Macam Pola Asuh
Dalam mengelompokkan pola asuh orang tua dalam mendidik anak, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda, tetapi antara satu dengan yang lain mempunyai persamaan. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Dr. Paul Hauck menggolongkan pengelolaan anak ke dalam empat macam pola, yaitu :
- Kasar dan tegas Orang tua yang mengurus keluarganya menurut skema neurotik menentukan peraturan yang keras dan teguh yang tidak akan di ubah dan mereka membina suatu hubungan majikan-pembantu antara mereka sendiri dan anak-anak mereka.
- Baik hati dan tidak tegas Metode pengelolaan anak ini cenderung membuahkan anak-anak nakal yang manja, yang lemah dan yang tergantung, dan yang bersifat kekanak-kanakan secara emosional.
- Kasar dan tidak tegas Inilah kombinasi yang menghancurkan kekasaran tersebut biasanya diperlihatkan dengan keyakinan bahwa anak dengan sengaja berprilaku buruk dan ia bisa memperbaikinya bila ia mempunyai kemauan untuk itu.
- Baik hati dan tegas Orang tua tidak ragu untuk membicarakan dengan anak-anak mereka tindakan yang mereka tidak setujui. Namun dalam melakukan ini, mereka membuat suatu batas hanya memusatkan selalu pada tindakan itu sendiri, tidak pernah si anak atau pribadinya.
Danny I. Yatim-Irwanto mengemukakan beberapa pola asuh orang tua, yaitu :
- Pola asuh otoriter, pola ini ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Kebebasan anak sangat dibatasi.
- Pola asuh demokratik, pola ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan anaknya.
- Pola asuh permisif, pola asuhan ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya.
- Pola asuhan dengan ancaman, ancaman atau peringatan yang dengan keras diberikan pada anak akan dirasa sebagai tantangan terhadap otonomi dan pribadinya. Ia akan melanggarnya untuk menunjukkan bahwa ia mempunyai harga diri.
- Pola asuhan dengan hadiah, yang dimaksud disini adalah jika orang tua mempergunakan hadiah yang bersifat material atau suatu janji ketika menyuruh anak berprilaku seperti yang diinginkan.
Sedangkan Marcolm Hardy dan Steve Heyes mengemukakan empat macam pola asuh yang dilakukan orang tua dalam keluarga, yaitu :
- Autokratis (otoriter) Ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang tua dan kebebasan anak sangat di batasi.
- Demokratis Ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
- Permisif Ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk berprilaku sesuai dengan keinginannya sendiri.
- Laissez faire. Ditandai dengan sikap acuh tak acuh orang tua terhadap anaknya.
Menurut Elizabet B. Hurlock ada beberapa sikap orang tua yang khas dalam mengasuh anaknya, antara lain :
- Melindungi secara berlebihan, Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan pengendalian anak yang berlebihan.
- Permisivitas, Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka hati dengan sedikit pengendalian.
- Memanjakan, Permisivitas yang berlebih-memanjakan membuat anak egois, menuntut dan sering tiranik.
- Penolakan, Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yang terbuka.
- Penerimaan, Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak, orang tua yang menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan minat anak.
- Dominasi, Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua bersifat jujur, sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan mudah dipengaruhi orang lain, mengalah dan sangat sensitif.
- Tunduk, pada anak Orang tua yang tunduk pada anaknya membiarkan anak mendominasi mereka dan rumah mereka.
- Favoritisme, Meskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengan sama rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat mereka lebih menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak lain dalam keluarga.
- Ambisi orang tua, Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka naik di tangga status sosial
Pola asuh dari beberapa ahli diatas kiranya dapat memberikan pemahaman kepada orang tua untuk dapat menentukan pola asuh yang tepat untuk anak kita, sehingga didapat hasil yang terbaik untuk anak kita. Bersambung….