Aspek-aspek yang Menumbuhkan Minat Belajar

Print Friendly, PDF & Email

Minat termasuk didalamnya minat belajar, dapat dipandang sebagai aspek yang menimbulkan suatu gejala sekaligus dapat dipandang sebagai suatu yang muncul karena aspek-aspek tertentu. Aspek-aspek tersebut menurut Soekarto Indra Fachudi dan Kasmiran Woerjo adalah: a) Fungsi kebutuhan, b) Keinginan dan cita-cita (ideal), c) Pengaruh kebudayaan, dan d) Beberapa kemungkinan memperkembangkan minat dan pengalaman.

1. Fungsi kebutuhan

Minat dalam pengertian umum dapat digerakkan oleh adanya kebutuhan. Minat seseorang dalam bidang bahasa Arab misalnya, dapat timbul karena kebutuhan seseorang untuk dapat menyalurkan aspirasi kebahasa Arabannya, atau kebutuhan untuk dapat mencapai hak-haknya serta menunaikan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

Minat ekonomi seseorang dapat muncul karena kebutuhan terhadap sandang, pangan dan papan, atau kebutuhannya untuk dapat melakukan pertukaran barang atau jasa, dan sebagainya. Kompleksnya kebutuhan manusia membawa implikasi bervariasinya minat.

Kebutuhan-kebutuhan itu dapat menumbuhkan minat-minat fisiologis, minat-minat keamanan, minat-minat sosial, minat-minat esteem (ingin diterima dan dihargai kelompoknya), dan minat untuk aktualisasi diri. Begitu pula bila kita memperhatikan teori kebutuhan David MC Cellad yang disebutnya sebagai teori tiga kebutuhan, yang meliputi: a) Need for Achievment (kebutuhan berprestasi), b) Need for Power (kebutuhan berkuasa), c) Need for Affiliation (kebutuhan berkumpul).

Dengan demikian kebutuhan-kebutuhan ini dapat menumbuhkan minat-minat berprestasi, berkuasa dan berkumpul. Berkaitan minat belajar siswa, hal ini dapat tumbuh karena kebutuhan seseorang akan informasi, ilmu pengetahuan, kebutuhan akan sesuatu ketrampilan dan kecakapan tertentu, serta kebutuhan seseorang untuk mengembangkan nilai serta sikap-sikap hidup yang lebih maju dan dinamis.

Melengkapi penjelasan bahwa kebutuhan dapat menggerakkan minat ini, Marimba mengatakan:

“Minat adalah kecenderungan kepada sesuatu karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu dapat memenuhi kebutuhan kita, dapat menyenangkan kita. Jadi minat bukanlah kecenderungan yang dipaksakan”.31

2. Keinginan dan cita-cita (ideal) Keinginan, lebih-lebih sudah merupakan cita-cita, dapat menjadi pendorong munculnya minat terhadap sesuatu atau hal-hal yang berhubungan dengan sesuatu itu. Keinginan dan cita-cita seseorang untuk menjadi seorang dokter misalnya, dapat mendorong munculnya minat seseorang terhadap ilmu- ilmu yang berkaitan dengan kesehatan, seperti pengetahuan tentang berbagai jenis penyakit, berbagai jenis obat-obatan, bahkan minat untuk mendalami ilmu-ilmu yang mempelajari masalah-masalah itu. Demikian juga jika seseorang memiliki keinginan dan cita-cita untuk mendalami ilmu agama atau menjadi pendorong yang besar untuk lahirnya minat-minat yang berkaitan dengan ilmu keagamaan Islam termasuk minat-minat mempelajari ilmu agama itu.

3. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan baik dalam pengertian mikro (Kebudayaan individual)

kebiasaaan hidup maupun dalam pengertian makro (kebudayaan sosial); adat istiadat masyarakat, dapat menjadi penggerak munculnya minat-minat tertentu sebagai corak kebudayaan itu. Kebiasaan seseorang untuk senantiasa menjaga kebersihan dapat menumbuhkan minat kepada kesehatan dan keindahan, termasuk minat mendalami atau belajar kesehatan dan keindahan.

Muslim yang sejak kecilnya dibiasakan oleh orang tuanya untuk secara tertib dan istiqomah menjalankan ajaran-ajaran Islam itu sesempurna mungkin bahkan ini dapat menumbuhkan motivasi yang kuat dalam dirinya untuk memperjuangkan agamanya.

Adat istiadat masyarakat dalam bidang kesenian misalnya, akan dapat menumbuhkan minat-minat anggota masyarakat baik secara individual maupun secara kolektif terhadap aspek-aspek yang tercakup di dalam corak keseniannya itu. Kesenian wayang misalnya, yang merupakan salah satu corak budaya Jawa dapat memotivasi masyarakat untuk menyenangi pewayangan. Minat pewayangan ini dapat dilihat pada gejala bersemangatnya sebagian besar masyarakat Jawa ketika menyaksikan wayang party, yaitu ketika membicarakan lakon-lakon pewayangan yang pernah mereka ikuti dan saksikan.

Minat belajar siswa, oleh karena alasan itu, bisa timbul karena kebiasaanya melakukan kegiatan-kegiatan belajar seperti membaca, menulis, mendengar, melakukan latihan, mengerjakan sesuatu, dan sebagainya. Selain itu minat belajar siswa dapat pula tumbuh karena budaya yang dikembangkan secara terkondisi (conditional cultural) baik di rumah oleh orang tuanya ataupun di sekolah oleh para gurunya. Lebih dari itu, kebudayaan sesungguhnya membentuk kerangka kepribadian dan minat termasuk adalah satu aspek di dalam strukurnya.

4. Beberapa kemungkinan memperkembangkan minat dan pengalaman Pengalaman sebagai faktor penumbuh erat hubungannya dengan faktor kebudayaan. Kata orang pengalaman adalah guru yang terbaik (Experince is the best teacher) dan bahkan (experience is the best educator) yang dengan begitu dapat menggerakkan perilaku seseorang baik perilaku minat, bakat dan intelegensinya, bahkan pengalaman dapat mengarahkan perilaku itu.

Pengalaman seseorang menjadi guru misalnya, dapat menumbuhkan minat orang itu untuk menekuni bidang-bidang yang berkaitan dengan bidang-bidang yang berkaitan dengan keguruannya.

Prinsip Prinsip dalam Belajar

Proses belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga dianalisa dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip belajar. Hal ini perlu kita ketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik.

Prinsip-prinsip belajar antara lain:

  1. Belajar harus bertujuan dan terarah, tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapan,
  2. Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran itu sendiri,
  3. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian,
  4. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian,
  5. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis antara murid dan lingkungannya,
  6. Belajar harus disertai keinginan dan kemampuan yang kuat untuk mencapai tujuan,
  7. Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan ke dalam praktek sehari-hari.

Kesulitan Belajar

Banyak hal-hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar, bahkan sering juga terjadi suatu kegagalan. Faktor apakah yang menyebabkan kesulitan belajar itu?

Banyak hal-hal atau hambatan yang menyebabkannya, tapi pada pokoknya dapat digolongkan menjadi 2 faktor yaitu:

  1. Faktor Indogin ialah faktor yang datang dari dalam belajar atau siswa sendiri. Faktor ini meliputi:
    • – Faktor biologis (faktor yang bersifat jasmaniah)
    • – Faktor psychologis (faktor yang bersifat rohaniah)
  2. Faktor exogin ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa sendiri. Faktor ini meliputi:
    • – Faktor lingkungan keluarga
    • – Faktor lingkungan sekolah
    • – Faktor lingkungan masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *