Psikotes dalam Rekruitmen dan Seleksi Karyawan

Print Friendly, PDF & Email

Persaingan dalam memepertahankan hidup di dunia saat ini semakin ketat. Dimana masing-masing manusia mempunyai tujuan yang sama dalam hidupnya. Yaitu mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Dari dalam sekolah atau di universitaspun kita sudah memiliki persaingan dengan teman-teman sekelas untuk memperoleh nilai terbaik dan mendapatkan peringkat pertama atau cumlaude.

Begitu pula dalam dunia kerja dimana banyak sekali persaingan-persaingan yang terjadi di dalamnya. Karena manusia adalah aset yang paling berharga bagi perusahaan, oleh karena itu, langkah awal yang menjadi kunci utama dalam menciptakan aset perusahaan yang berharga tersebut adalah dengan proses rekrutmen dan seleksi yang merupakan salah satu persaingan untuk mendapatkan yang terbaik. Proses seleksi merupakan serangkaian langkah kegiatan yang digunakan untuk memutuskan kandidat (calon karyawan) yang dapat ditempatkan secara tepat sehingga prinsip The Right Man and The Right Place benar-benar terwujud.Terutama dalam hal perekrutan atau seleksi. Selain aspek-aspek besarnya nilai yang di dapat dari calon pegawai selama pendidikan yang ditempuh diperhitungkan dalam perekrutan atau seleksi ada juga yang disebut dengan Psikotes. Psikotes merupakan suatu pemeriksaan psikologis, dengan alat-alat ukur tertentu (dalam bentuk soal-soal tes) yang diciptakan oleh para pakar psikologi, untuk membedakan perilaku seseorang dengan orang lain.

Psikotest kerap kali menjadi suatu “momok” bagi para pelamar kerja, terutama bagi mereka yang baru lulus dari bangku pendidikan. Tetapi sesungguhnya psikotest bukalah suatu hal yang asing lagi bagi dunia kerja. Bahkan kita sudah dapat menemukan buku-buku mengenai psikotest dengan mudahnya di toko-toko buku. Ataupun kiat-kiat menghadapi psikotest pada beberapa website. Namun apakah dengan psikotest, perusahaan dapat menjamin bahwa mereka yang telah lulus pasti memiliki potensi yang baik? Bagaimana jika memang sang pencari kerja telah memiliki banyak pengalaman dengan psikotest sehingga menjawab soal-soal psikotest bukan lagi menjadi persoalan buatnya?

Pemeriksaan Psikologis (Psikotes) menjadi sangat bermakna dalam tahapan ini karena memberikan manfaat ganda:

  1. Bagi perusahaan, merupakan jalan pintas untuk mengenal lebih dalam para calon karyawan sehingga memungkinkan kesesuaian penempatan kerja dan perencanaan pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) yang lebih terarah.

  2. Bagi karyawan, merupakan “cermin” untuk menyadari kelebihan dan kekurangannya, berkaitan dengan pekerjaan yang ditawarkan, mendorong adanya pembenahan diri, serta membuka peluang untuk memaksimalkan potensinya.

Uji psikologi ini biasanya dibagi pada beberapa tes. Urutan tahapan psikotest kerja diberbagai perusahaan mungkin berbeda, namun secara garis besarnya meliputi sepertii berikut ini :

Tes Pemahaman

Tes ini mengukur kemampuan pemahan anda secara verbal (kata-kata). Tes ini bisa merupakan lawan kata pada sebuah kalimat atau persamaan kata namun. Terdapat pula tes penalaran dari kalimat yang menyuguhkan pertanyaan.

Tes logika Algoritma

Ini merupakan tes dengan bentuk deret angka yang harus diisi. Memahami pola deret angkanya kemudian, isi deret angka yang dibutuhkan untuk melengkapi isiannya. Penggunaan batasan waktu dilakukan dalam tes ini. Test ini sering dijadikan untuk mengetahui fungsi otak kanan manusia dan mungkin fungsi otak kiri juga

Tes Wartegg

Tes ini dilakukan dengan cara menggambar namun, bukan kemampuan gambarnya yang akan dinilai. Melainkan para ahli psikologis akan membaca karakter anda lewat gambar tangan anda. Biasanya instruksi gambar diberikan dengan soal cerita yang kemudian akan kita gambarkan keadaan dan penanganan masalahnya.

Selama ini kita tahu dalam perekrutan tenaga kerja di dalam negeri masih menggunakan tes psikotes, padahal di luar negeri model perekrutan tenaga kerja yang menggunakan metode psikotes sudah ditinggalkan dan sudah tidak relevan lagi. Banyak contoh dan kasus yang terjadi dan dialami oleh para pencari kerja. Banyak sekali para lulusan dari perguruan tinggi ternama, yang tidak bisa tembus dan lulus dalam tes psikotes yang diadakan oleh para perusahaan yang membutuhkan karyawan, pada umumnya adalah BUMN dan pegawai negeri. Para pencari kerja tersebut memiliki indeks prestasi yang baik, dan ada juga yang lulus kuliah dengan predikat cum laude, tetapi yang jadi masalah adalah banyak juga dari mereka yang tidak lulus dalam tes psikotes yang diadakan untuk penyeleksian tenaga kerja.

Adapula seorang HRD kadang tidak tepat menempatkan porsi pekerja dengan tepat walaupun sudah dilakukan psikotest sehingga ada beberapa pekerja yang bekerja tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan begitu, psikotest yang diadakan dalam penyeleksian atau pengrekrutan tidak begitu memiliki arti penting dalam menggali potensi yang dimiliki dari masing-masing calon pegawai atau pekerja.

sumber:

http://jubahbiru.wordpress.com/2009/03/24/memahami-fungsi-psikotes/

http://personaprima.com/psikotes.html

http://visijobs.com/beta/column/detail/2010/03/01/Tujuan-Psikotest-dalam-Proses-Seleksi-Kerja

http://slamet-wiharto.blogspot.com/2008/12/perlunya-perubahan-perekrutan-tenaga.html

disadur dari : http://www.pantonashare.com/4473-psikotes-dalam-rekrutmen-dan-seleksi-karyawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *