Tes maupun asesmen psikologis bagi siswa (peserta didik) ternyata mempunyai banyak manfaat, bukan hanya bermanfaat bagi siswa yang bersangkutan saja tetapi juga untuk pihak lain sebagai mana tercantum pada tulisan dibawah ini :
A. Penggunaan Hasil Tes Psikologis Bagi Guru Pembimbing (untuk Sembilan jenis layanan)
Yaitu untuk keperluan bahan diagnostik (baik diagnostik kesulitan belajar maupun diagnostik kesulitan pribadi lainnya) bahan informasi dalam layanan penempatan pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi, pemilihan lapangan kerja dan penempatan lainnya.
Adapun penggunaannya untuk layanan Bimbingan dan Konseling antara lain:
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi merupakan layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik mengetahui dan memahami lingkungan (misalnya sekolah) yang baru dimasuki oleh peserta didik untuk mempermudah dan memperlancar penyesuaian diri terhadap lingkungan barunya. Tujuan dari dilaksanakannya layanan ini adalah agar siswa baru dan pihak-pihak lain terutama orang tua siswa guna memberikan pemahaman dan penyesuain diri siswa terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasukinya (Dewa, 2008: 56-57).
Sesuai dengan pengertian layanan orientasi dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, guru pembimbing dapat memperkenalkan berbagai instrumentasi tes yang ada seperti tes bakat, tes intelegensi dan tes minat peserta didik.
2. Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan salah satu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan informasi yang dibutuhkan oleh individu (Tohirin, 2007: 147). Secara umum layanan informasi diberikan bersamaan dengan layanan orientasi karena berfungsi memberikan pemahaman kepada individu-individu yang butuh tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani aktivitas. Dengan demikian layanan orientasi dan informasi merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman pelayanan bimbingan dan konseling. Lebih jauh lagi layanan orientasi dan informasi akan dapat menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang lainnya (Prayitno, 2009: 260).
Sesuai dengan pengertian layanan informasi dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, Guru pembimbing bisa memberikan informasi yang tepat dan dibutuhkan oleh siswa, misalnya dengan berpedoman kepada hasil tes yang telah dilakukan.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan penyaluran yaitu pelayanan bimbingan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien/konseli), memperoleh penempatan penyaluran yang tepat. Misalnya penempatan penyaluran dikelas, kelompok belajar, jurusan/progam studi , program pelatihan, magang, kegiatan korikuler atau ekstrakurikuler sesuai dengan potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya. Apabila minat, bakat dan potensi tidak tersalur secara tepat, maka mengakibatkan perkembangan peserta didik terhambat karena berkenaan dengan keinginan pribadi dan minat yang diinginkan (Dewa dan Desak, 2008: 61).
Sesuai dengan pengertian layanan penempatan dan penyaluran dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, guru pembimbing akan bijaksana dalam memutuskan atau menempatkan penyaluran minat dan bakat siswa yang dibimbingnya.
4. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik secara sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno 2012: 89). Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum, dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap, dan tindakan. Dengan penguasaan konten, individu (siswa) diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah yang dialaminya. Oleh sebab itu, layanan konten juga bermakna suatu bantuan kepada individu (siswa) agar dapat menguasai aspek-aspek konten tesebut di atas secara teintegrasi.
Sesuai dengan pengertian layanan penguasaan konten dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, dengan pedoman hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat guru pembimbing dapat mengukur kemampuan siswa dalam penguasaan konten dengan demikian guru pembimbing dapat mengetahui sejauh mana materi penguasaan konten dapat dikuasai siswa.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling merupakan “jantung hatinya” perlayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Atau dengan kata lain, konseling merupakan layanan inti pada pelaksanaan agar terentasnya permasalahan yang dihadapi oleh kilen. Layanan konseling perseorangan adalah pelayanan langsung tatap muka (secara perseorangan) dengan guru pembimbing atau konselor dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialami oleh klien atau peserta didik (Dewa dan Desak, 2008: 62).
Sesuai dengan pengertian layanan konseling perseorangan dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, dari melihat hasil tes bakat, tes intelegensi dan tes minat maka guru pembimbing akan lebih memahami masalah siswa, yang nantinya akan mempermudah dilakukannya layanan konseling.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok aktivitas dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk membahas berbagai permasalahan yang berguna untuk pengembangan diri peserta layanan (Tohirin, 2007: 170).
Sesuai dengan pengertian layanan bimbingan kelompok dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, Guru pembimbing akan lebih mudah dalam membagi kelompok yang ideal sesuai dengan bidang yang mereka kuasai melalui hasil tes minat, tes intelegensi dan tes bakat.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan konseling yang dilaksanakan dengan menggunakan format kelompok dan memanfaatkan dinamika kelompok yang ada pada kelompok tersebut. Masalah-masalah yang dibahas adalah masalah perseorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang bimbingan yaitu bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier (Dewa dan Desak , 2008: 79).
Sesuai dengan pengertian layanan konseling kelompok dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, dengan mengetahui hasi tes minat, tes bakat dan tes intelegensi guru dapat memahami permasalahan masing-masing siswa sebagai anggota kelompok.
8. Layanan Konsultasi
Layanan konsultasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap seorang perlanggan, disebut konsulti yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi dan/atau permasalah pihak ketiga. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perseorangan dalam format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti (Prayitno, 2012: 197).
Sesuai dengan pengertian layanan konsultasi dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, dengan menggunakan hasil instrumentasi tes, maka guru pembimbing akan lebih baik dan lancar malakukan konsultasi kepada siswa dengan baik dan lancar.
9. Layanan Mediasi
Mediasi berasal dari kata “media” yang berarti perantara atau penghubung. Menurut Prayitno (2012: 233) “Layanan mediasi merupakan layanan konseling yang dilaksanakan oleh konselor terhadap dua pihak (atau lebih) yang sedang berada dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan”.
Sesuai dengan pengertian layanan mediasi dan dikaitkan dengan instrumentasi tes, guru pembimbing dapat melakukan layanan mediasi secara tepat dan baik dengan memahami permasalahan klien melalui hasil instrumentasi Bimbingan Konseling tes.
Selain itu, menurut Vori Ardianto (2011) instrumentasi tes juga berfungsi untuk :
1. Hasil tes bagi guru pembimbing sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang siswa yang pada akhirnya digunakan sebagai landasan untuk memberikan bimbingan dan pelayanan yang setepat-tepatnya kepada siswa.
2. Penggunaan hasil tes bagi guru pembimbing dalam tujuh jenis layanan:
3. Dengan tes, guru pembimbing dapat menyesuaikan cara pemberian layanan kepada siswa.
4. Dengan tes , guru pembimbing dapat lebih mengetahui karakteristik siswanya.
5. Dengan tes, guru pembimbing dapat menyesuaikan jenis layanan apa yang akan diberikan kepada siswanya.
10. Layanan Advokasi
Tujuan umum dari layanan advokasi adalah untuk mengentaskan klien dari suasana yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat dan terkekang. Sedangkan tujuan khusus dari layanan advokasi dalam konseling adalah membebaskan klien dari cengkraman pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak klien dan masalah klien teatasi (Prayitno, 2012: 277-278).
B. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Guru Mata Pelajaran
Guru bidang studi dapat menggunakan hasil instrumentasi Bimbingan Konseling tes dengan tujuan agar guru tersebut dapat memahami masing-masing siswanya, memahami bahwa tiap anak itu unik dan berbeda. Dalam belajar misalnya, ada siswa yang mempunyai tingkat pemahaman yang berbeda dengan yang lain, cara belajarmya pun akan berbeda atara siswa tersebut. Dari hasil instrumentasi maka guru bidang studi akan dapat menentukan cara belajar yang sesuai dengan tipe siswanya.
Selain itu, fungsi tes bagi guru mata pelajaran adalah membantu guru mata pelajaran dalam merencanakan dan mengelola pengajaran. Guru perlu mengetahui mana siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, mana siswa yang lemah.
Guru mata pelajaran dapat merencanakan dan mengelola proses belajar mengajar dengan tepat. Antara lain guru dapat menetapkan metode dan cara belajar, mengelompokkan siswa, terutama siswa mana yang memerlukan banyak bantuan.
C. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Wali Kelas
Tugas wali kelas yaitu bertanggung jawab dalam mendidik, membimbing, menjaga, dan membantu berkembangnya potensi tiap siswa dikelasnya. Agar lebih terorganisir maka setiap kelas akan dipilih satu ketua kelas. Selain itu dengan adanya hasil instrumentasi, wali kelas dapat dengan mudah memahami keadaan para siswanya, baik keadaan di sekolah dalam artian kemampuan belajar, keadaan keluarga maupun keadaan hubungan sosialnya.
Selain itu kegunaan tes psikologis bagi wali kelas adalah:
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelasnya.
2. Sebagai dasar untuk merancang dan membuat pertimbangan dalam mengembangkan potensi bakat siswa.
3. Agar dapat mengetahui dan memahami keadaan siswanya.
4. Agar terjadi hubungan yang baik di dalam kelas.
5. Agar terjadi hubungan yang baik antara wali kelas dengan muridnya.
D. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang memiliki andil dan tanggung jawab yang besar dalam mengambil setiap keputusan di sekolah. Untuk mengambil sebuah keputusan maka diperlukan data-data yang cukup akurat dan relevan. Untuk itu, dapat digunakan hasil instrumentasi baik berupa tes minat, tes intelegensi dan tes bakat. Dengan data tersebut, maka kepala sekolah akan lebih punya banyak pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi sekolah.
Selain itu kegunaan tes bagi kepala sekolah diantaranya:
1. Memudahkan kepala sekolah untuk menyeleksi siswa jika ada perlombaan.
2. Mempermudah penyeleksian untuk penerimaan beasiswa.
3. Memperbarui program dan penyusunan program untuk pengembangan program.
E. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Orang Tua
Dengan mengetahui hasil instrumen seperti tes bakat, tes intelegensi dan tes minat, orang tua akan memahami anaknya, kelebihan yang dimiliki anak dan apa saja kelemahannya sehingga dengan pedoman hasil instrumentasi tersebut ia dapat membimbing secara baik serta memberikan motivasi dan dorongan agar anak dapat berkembang dengan baik. Dengan demikian perkembangan anak baik dalam hal belajar ataupun kehidupan pribadinya akan selalu dapat diketahui orang tua dan mengarahkan dan memotivasi anak-anaknya dalam kegiatan belajar.
F. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Siswa
Kegunaan hasil tes psikologis bagi siswa diantaranya:
1. Untuk memahami diri siswa, sampai di mana kemampuan yang ia miliki.
2. Untuk memudahkan penempatan karir.
3. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri. Yaitu agar siswa mengerti apa kelebihan –kelebihannya dan apa kekurangannya.
G. Penggunaan Hasil Tes Psikologis bagi Pihak Lain yang Terkait
1. Bagi pegawai tata usaha
Dari hasil instrumentasi tes, biodata siswa dan data-data lain yang dibutuhkan dapat digunakan untuk kelancaran adnimistrasi serta sebagai pertimbangan pemberian beasiswa atau bantuan bagi siswa yang kurang mampu.
2. Bagi pihak perpustakaan dan labor disekolah
Dengan adanya instrumentasi Bimbingan Konseling tes seperti tes bakat, tes intelegensi dan tes minat akan diketahui kesulitan siswa, seperti kurangnya kelengkapan sarana dan prasarana belajar, misalnya alat penunjang dan alat-alat labor lainnya.
H. PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN HASIL TES PSIKOLOGIS
Hasil tes psikologis dalam bentuk Personal Profile dapat dikembangkan sebagai landasan Personal Development yang meliputi Kognitif (IQ), Kepribadian, dan Sikap Kerja. Kapasitas Intelektual menggambarkan pola pikir individu dan kapasitas intelektual yang diukur dari Kemampuan Numerik, Verbal, dan daya Ingat. Sikap kerja diukur dari sikap motivasi berprestasi, ketahanan terhadap stress, sistematika kerja, kedisiplinan, dan ketekunan. Kepribadian yang merupakan bagian dari aspek kecerdasan emosional meliputi Kematangan Emosi, kerjasama tim, kesiapan untuk berubah, kepercayan diri, Hubungan social atau Interpersonal, pengambilan keputusan, dan Penyesuaian diri.
Kapasitas Intelektual yang meliputi kemampuan numerical, verbal dan daya ingat, dapat kita lihat sebagai dasar analisa kekuatan dan kelemahan individu intelegensi umum merupakan kesimpulan dari aspek yang terukur. Setelah mendapatkan gambaran dalam personal profile pihak sekolah, keluarga dan individu mampu memahami kemampuan personal sehingga dapat menyesuaikan diri dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh individu. Misalanya, individu dengan kelebihan pada kemmapuan numerik, dan kemampuan yang sedang dalam kemampuan verbal, namun memiliki kelemahan dalam daya ingat alternatif perlakuan yang diberikan adalah pengembangan kemampuan daya ingat melalui metode senam otak (Brain Gym).
Kondisi Kepribadian individu menggambarkan sikap,kondisi diri, dan konsep diri (Self Concept). Sehingga individu dapat menganalisa kelemahan dalam dirinya, karena kapasitas kecerdasan bukan sebagai kunci utama dalam meraih kesuksesan sesuai minat dan bakatnya. Kapasitas kecerdasan dan kondisi kepribadian merupakan aspek yang saling mendukung, menurut Daniel Goldman inti dari kunci kesuksesan hidup individu 80% ditentukan dari kecakapan emosional. Kematangan emosi, kerjasama tim, hubungan social adalah modal dasar dalam mengembangkan diri dalam lingkungan. Kecakapan dasar individu yang harus dimiliki diantaranya motivasi berprestasi, kesiapan untuk berubah, kepercayaan diri, dan kemampuan mengambil keputusan dalam menghadapi situasi yang kompleks.
Sikap kerja menggambarkan bagaimana individu memiliki daya juang dalam menghadapi dan mengatasi persoalan di dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya, yang ditunjukkan dengan memiliki motivasi, sistematika kerja, kedisiplinan, dan ketahanan terhadap stres. Motivasi merupakan inti setiap individu dalam menghadapi tantangan dan dalam menjalankan aktifitas hidup yang kompleks. Selain itu, diperlukan juga sistematika dan kedisiplinan dalam menjalankannya agar diperoleh hasil yang maksimal. Ketahanan terhadap semua tekanan (pressure) sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan maupun tekanan yang muncul dalam setiap aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Dewa Ketut Sukardi. 2008. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno dan Erman Amti. 2009. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno. 2012. Seri Panduan Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Program Pendidikan Profesi Konselor FIP UNP.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi. Jakarta: Rajawali Pers.